Perut Ikan

Allah SWT menguji setiap hamba-Nya yang beriman tidak lain sebagai wujud kasih sayang-Nya kepada hamba agar kualitas hamba naik menjadi sempurna. Para Nabi mengalami ujian dan cobaan sangat berat dalam hidupnya bahkan nyaris kepada kondisi tahap putus asa. Nabi Yunus senantiasa menasihati kaumnya namun tidak ada seorang pun yang beriman di antara mereka. Datanglah suatu hari kepada Nabi Yunus di mana beliau merasakan keputusasaan dari kaumnya. Hatinya dipenuhi dengan perasaan marah pada mereka namun mereka tidak beriman. Kemudian beliau keluar dalam keadaan marah dan menetapkan untuk meninggalkan mereka.

Dalam keputusasaan dan kebimbangan dan dalam derita yang berat di “Perut Ikan”, Nabi Yunus berdoa kepada Allah SWT, doa yang sangat terkenal di kalangan sufi : Laa ilaaha illa anta. Subhaanaka, innii kuntu minaz zhaalimiin  “Tiada Tuhan melainkan Engkau (ya Allah)! Maha Suci Engkau (daripada melakukan aniaya, tolongkanlah daku)! Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang menganiaya diri sendiri”.(QS Al-Anbiya’ : 87).

Doa di dalam “Perut Ikan” selama 3 hari 3 malam tanpa putus dipanjatkan oleh Nabi Yunus dalam kondisi gelap gulita dan setelah Beliau keluar dari “Perut Ikan”, maka di dapati oleh Beliau ummatnya sudah berubah, mau mengikuti dakwah Beliau. Dalam “Perut Ikan” selama 3 hari 3 malam itulah Nabi Yunus fokus beribadah kepada Allah. Ada persamaan dengan problem yang anda hadapi, jika sudah berturut turut datang menimpa dalam hidup, bisa jadi itu kesalahan dan dosa sebagaimana yang dialami oleh Nabi Yunus, maka segera masuk ke dalam “Perut Ikan” selama 3 hari 3 malam, tentu saja dibawah bimbingan orang yang telah berulang kali masuk dalam “Perut Ikan” dengan cara itu segala persoalan selesai. Itulah yang disebut menyelesaikan persoalan secara rohani setelah akal dan badan tidak mampu menyelesaikannya.

Apa yang dilakukan Nabi Yunus dalam perut ikan adalah secara terus menerus memohon ampunan atas kesalahannya dan atas doa yang tulus ini Allah mengabulkan permohonan Nabi Yunus. Memperbanyak mohon ampun kepada Allah adalah salah satu yang sangat di anjurkan oleh Rasulullah SAW untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam hidup kita. Dari Abdullah bin Abbas ra berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Barangsiapa yang senantiasa beristighfar niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya dan Allah memberinya rizki dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Al-Baihaqi dan Ath-Thabarani).

Ketika tidak satu pun manusia bisa diharapkan untuk membantu, tidak satu saudara pun yang mau menolong, ingatlah kita masih mempunyai Sang Maha Setia yaitu Allah SWT dan Dia lah sebaik-baik penolong kepada kita. Minta ampunlah kepada-Nya dengan sebenar-benarnya mohon apun agar Dia mengampuni dosa dan kesalahan kita. Ketika dosa dan kesalahan diampuni maka kondisi kita akan dekat dengan-Nya, dalam kondisi dekat itulah doa kita dikabulkan-Nya.

Ambillah waktu untuk mengasingkan diri (khalwat) dimana disana hanya ada dirimu dan diri-Nya semata dalam keterasingan itulah Allah SWT akan memberikan ilham kehati hamba termasuk terhadap persoalan yang dihadapi.

Ketika “Perahu” kehidupan goncang, “Perahu” rumah tangga akan karam maka segera melompat ke dalam “Perut Ikan”  beristighfar memohon ampunan dari Allah agar segala badai dan goncangan itu menjadi hilang dan perahu pun berlayar dengan tenang.

Sahabat, dalam keterasingan itulah engkau akan menemukan kasih sayang-Nya, akan menemukan kedekatan dengan-Nya dan dalam keterasingan itulah kesempatan dirimu untuk kembali menjadi “DIRI”

(www.sufimuda.net)

Leave a comment